Viagra, Tak Mujarab Atasi Disfungsi Seksual Pria
:
SELAMA ini, viagra dianggap sebagai doping untuk membantu pria selalu "hot" saat beraksi ranjang. Namun ternyata viagra gagal untuk mengobati disfungsi seksual pada pria.
Baru-baru ini para dokter terkemuka mengungkapkan, bahwa para pria yang mengonsumsi viagra untuk meningkatkan performa Mr P, ternyata tak berpengaruh besar terhadap aksi ranjangnya.
Para dokter mengatakan, dinas kesehatan melakukan pemborosan puluhan juta pound setiap tahun pada tablet (viagra) yang tidak mengobati penyebab masalah. Banyak orang yang diberikan resep oleh dokter, padahal mereka sebenarnya menderita tingkat testosteron rendah, yang tidak dapat diobati dengan viagra saja. Hal ini karena pil impotensi tergantung pada mereka yang menggunakannya, yang memiliki memiliki tingkat hormon seks yang cukup untuk bekerja. Demikian seperti dilansir dari Times of India, Jumat (22/10/2010).
Sebaliknya, para dokter seharusnya menyarankan pria melakukan tes darah untuk menentukan kadar testosteron mereka. Yang jika ditemukan rendah maka dapat dengan mudah diobati dengan pil testosteron dengan harga relatif murah, dan dengan penggunaan gel.
Testosteron rendah yang memengaruhi 40 persen satu dari lima pria yang menderita disfungsi seksual, disinyalir sebagai beberapa bentuk dari impotensi.
Kendati tingkat hormon mulai menurun dengan bertambahnya usia, ada pula pria yang lebih dini terjangkit disfungsi seksual. Jauh lebih awal daripada yang lain. Hal ini juga bisa disebabkan penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung, sehingga para ahli mengatakan, merupakan hal yang sangat penting untuk benar-benar didiagnosis.
Gejala khas disfungsi seksual adalah kelelahan, perubahan suasana hati, insomnia, serta gairah seks yang rendah. Itu beberapa alasan yang paling sering ditemukan para dokter dari pasiennya.
Namun para ahli kesehatan seksual mengingatkan, banyak dokter yang memberikan resep viagra secara mudah daripada mendiagnosis akar penyebab masalahnya. Hal tersebut diperkuat pernyataan Dr Geoffrey Hackett, seorang urolog konsultan di Good Hope Hospital di Birmingham, dan mantan ketua masyarakat Inggris untuk Sexual Medicine.
"Lebih dari setengah pria mengambil viagra, menemukan hal itu tidak memecahkan masalah mereka secara memadai. Pria dengan masalah seksual bisa jadi membuang-buang ratusan pound tablet ketika masalah mereka sebenarnya adalah testosteron rendah," papar Hackett.
"Viagra hanya akan bekerja jika ada tingkat testosteron yang cukup. Semua orang berpikir bahwa viagra adalah obat mujarab untuk semua masalah seksual, padahal itu tidak," tandas Hackett.
SELAMA ini, viagra dianggap sebagai doping untuk membantu pria selalu "hot" saat beraksi ranjang. Namun ternyata viagra gagal untuk mengobati disfungsi seksual pada pria.
Baru-baru ini para dokter terkemuka mengungkapkan, bahwa para pria yang mengonsumsi viagra untuk meningkatkan performa Mr P, ternyata tak berpengaruh besar terhadap aksi ranjangnya.
Para dokter mengatakan, dinas kesehatan melakukan pemborosan puluhan juta pound setiap tahun pada tablet (viagra) yang tidak mengobati penyebab masalah. Banyak orang yang diberikan resep oleh dokter, padahal mereka sebenarnya menderita tingkat testosteron rendah, yang tidak dapat diobati dengan viagra saja. Hal ini karena pil impotensi tergantung pada mereka yang menggunakannya, yang memiliki memiliki tingkat hormon seks yang cukup untuk bekerja. Demikian seperti dilansir dari Times of India, Jumat (22/10/2010).
Sebaliknya, para dokter seharusnya menyarankan pria melakukan tes darah untuk menentukan kadar testosteron mereka. Yang jika ditemukan rendah maka dapat dengan mudah diobati dengan pil testosteron dengan harga relatif murah, dan dengan penggunaan gel.
Testosteron rendah yang memengaruhi 40 persen satu dari lima pria yang menderita disfungsi seksual, disinyalir sebagai beberapa bentuk dari impotensi.
Kendati tingkat hormon mulai menurun dengan bertambahnya usia, ada pula pria yang lebih dini terjangkit disfungsi seksual. Jauh lebih awal daripada yang lain. Hal ini juga bisa disebabkan penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung, sehingga para ahli mengatakan, merupakan hal yang sangat penting untuk benar-benar didiagnosis.
Gejala khas disfungsi seksual adalah kelelahan, perubahan suasana hati, insomnia, serta gairah seks yang rendah. Itu beberapa alasan yang paling sering ditemukan para dokter dari pasiennya.
Namun para ahli kesehatan seksual mengingatkan, banyak dokter yang memberikan resep viagra secara mudah daripada mendiagnosis akar penyebab masalahnya. Hal tersebut diperkuat pernyataan Dr Geoffrey Hackett, seorang urolog konsultan di Good Hope Hospital di Birmingham, dan mantan ketua masyarakat Inggris untuk Sexual Medicine.
"Lebih dari setengah pria mengambil viagra, menemukan hal itu tidak memecahkan masalah mereka secara memadai. Pria dengan masalah seksual bisa jadi membuang-buang ratusan pound tablet ketika masalah mereka sebenarnya adalah testosteron rendah," papar Hackett.
"Viagra hanya akan bekerja jika ada tingkat testosteron yang cukup. Semua orang berpikir bahwa viagra adalah obat mujarab untuk semua masalah seksual, padahal itu tidak," tandas Hackett.
0 komentar:
Posting Komentar